Jakarta – Delta Airlines mengungkapkan kerugian dialami sebesar US$500 juta atau Rp8,1 triliun akibat pembatalan 5.000 penerbangan. Kondisi ini dipicu sistem komputernya mengalami blue screen of death (BSOD) akibat pembaruan CrowdStrike yang bermasalah.
Dengan begitu Delta Airlines me-reset 40 ribu lebih server secara fisik dan memberikan kompensasi untuk calon penumpang yang gagal terbang.
“Kami harus (mempertimbangkan ulang). Menurut saya (Microsoft) mungkin adalah platform paling ringkih di ranah itu….Kapan terakhir anda mendengar ada masalah pemadaman besar di Apple?” kata Chief Executive Officer (CEO) Delta Airlines, Ed Bastian.
Namun, Ed Bastian mengalihkan topik pembicaraan saat ditanya kemungkinan Apple tak mengalami masalah sebesar itu karena aplikasinya tidak digunakan seluas Microsoft.
Delta Airlines sudah mengintegrasikan sejumlah produk Apple dalam beberapa bagian bisnisnya secara langsung atau tidak langsung. Maskapai ini sebagai perusahaan pertama menggunakan layanan percakapan bisnis buatan Apple untuk membantu konsumennya.
Sistem elektronik di pesawat telah diperbarui oleh Delta Airlines dan melengkapi pilotnya dengan iPad Pro dengan konektivitas 5G sejak 2021.
Seorang TIkToker juga menemukan kalau pesawat baru Delta Airlines memberikan penumpang terhubung AirPods atau headphone lainnya ke dalam sistem hiburan penerbangan pada Desember 2023.
Delta Airlines juga sedang mempertimbangkan untuk menggugat class action terhadap CrowdStrike. Karena, ini dianggap memperlihatkan kelemahan pengujian software yang berujung pada BSOD massal yang berdampak pada 8 juta komputer di dunia. (adm)
Sumber: detik.com